Monday, May 5, 2008

Susahnya Panjang Sabar


Dalam pelayanan, aku bertemu dengan orang-orang berkarakter keras. Bukan keras kepala tapi perfeksionis. Di satu isi hal yang bagus untuk mempertahankan standard. Namun di sisi lain, hal itu membuatnya menjadi sosok yang sensitif dan emosional. Bisa saja membentak atau bahkan memaki-maki orang sekitarnya.
Sering aku merasa sedih dan marah karena perkataan-perkataan. Aku terus berusaha mengerti maksud orang itu sehingga aku menjadi sabar. Aku terus fokus pada komitmen dan tujuanku pelayanan. Namun bagaikan padi yang berisi, dulu semangatku yang di atas sekarang menjadi surut. Dulu yang tulus bermain untuk Tuhan, sekarang seperti bermain mengejar standard sekitar. Hal itulah yang mengawali kejenuhanku.
Panjang sabar adalah satu hal yang berat. Terkadang aku bingung darimana Tuhan bisa sebegitu sabar menjalani memikul salib yang bukan salahNya. Sehingga Ia terus menjalani komitmenNya sampai di Golgota. Sedangkan aku gampang sekali hilang semangat jika diperlakukan tidak adil. Bagaimana Ia tetap fokus dan tidak membiarkan diriNya terpengaruh kata-kata orang sekitarNya. He's the perfect example. And I keep praying to learn the secret.

Thursday, May 1, 2008

Reborn


Tahun 2006, tahun aku mendalami kehidupan spiritual lebih dari sebelumnya. Aku sedang pengangguran dan satu2nya kegiatan adalah di gereja. Bukannya aku ga mau bekerja, tapi memang belum ada yang memanggil. I think God has a plan for me. Jadi aku menghabiskan waktu ikut persekutuan di gereja. Lama2 aku ikut paduan suara. Dan satu hal yg mengagetkan, aku kembali mulai menyentuh piano setelah aku >12 tahun berhenti main. Shocking! Ketika kecil aku sebal kalo disuruh les piano. Setelah 25 tahun, akhirnya aku jatuh cinta dengan piano. Masih sedikit karatan, tapi sudah bisa memainkan lagu2 indah dari tuts, rasanya menyenangkan sekali. Playing piano makes me closer to Him and peaceful. Thank you Lord for the gift.